Menang mana Tank Leopard melawan Drone? Kalau pertarungan keduanya terjadi di dunia maya, maka Google Trends mungkin bisa dijadikan juri. Google dikenal memiliki mesin penelusur paling handal di dunia. Untuk menentukan pemenang petarungan antara “Tank Leopard” melawan “Drone” ada dua hal penting yang akan dijadikan bahan penilaian. Apa itu?
Pertama, dari sisi jumlah atau popularitas alias paling banyak dicari dan dibaca orang. Mana yang paling populer di dunia; Drone atau Leopard? Pemenangnya adalah yang paling banyak di-search di mesin Google Search. Hasilnya bisa dilihat melalui mesin Google Trends.
Kedua, dari sisi isi tulisan tentang Drone dan Leopard. Seperti diketahui, Drone dan Leopard adalah dua alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diperdebatkan oleh Prabowo dan Jokowi dalam Debat Pilpres putaran ketiga lalu. Jokowi ingin beli Drone dan tidak setuju pembelian Tank Leopard. Sementara Prabowo menyatakan pembelian Tank Leopard sebagai main battle tank tidaklah salah dan sudah melalui proses pengkajian para pakar. Nah, dari semua tulisan tentang Drone dan Leopard yang paling banyak dicari dan dibaca, apakah isi tulisannya lebih mendukung arah kebijakanpro Prabowo atau Jokowi? Berikut ini ulasannya dan silahkan Anda menyimpulkan.
Keyword Tank Leopard melesat ke peringkat 3 di Google Trend dengan jumlah penelusuran mencapai 10.000 pada Minggu 22 Juni 2014. Sementara keesokan harinya, Senin, 23 Juni 2014 , Drone menempati peringkat 6 di Google Trends dengan jumlah penelusuran 5000.
Nah, tulisan seperti apa sajakah yang dibaca para penelusur dunia maya? Bagimana opini mereka tentang tema Tank Leopard dan Drone yang diperdebatkan Prabowo dan Jokowi saat Debat Capres Putaran ketiga lalu?
Saat saya klik �Drone� di Google Trends muncul sekitar 23.900.000 hasil dalam 0.25 detik pencarian. Di halaman pertama Google search tersedia 12 judul posting tentang Drone. Apa saja? Berikut 4 posting teratas tentang Drone di Google Search.
1. Pengamat: “Drone” Itu Alat untuk Membunuh, Tidak Tepat … KOMPAS.com
2. Tiongkok Diprediksi Bakal Kalahkan Drone Amerika… VIVA.co.id
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/516334-tiongkok-diprediksi-bakal-kalahkan-drone-amerika
3. Drone “Ababil” Iran Bantu Pertahankan Baghdad…. Inilah.com
http://web.inilah.com/read/detail/2113692/drone-ababil-iran-bantu-pertahankan-baghdad
4. Ide Beli Drone Permalukan Jokowi…. www.republika.co.id
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/06/25/n7pq3c-ide-beli-drone-permalukan-jokowi
Sementara itu, ketika saya klik Tank Leopard di Google Trends muncul sekitar 19.700.000 hasil dalam 0.35 detik pencarian. Di halaman pertama Google search tersedia 13 judul posting tentang Tank Leopard. Apa saja? Berikut 4 posting teratas tentang Tank Leopard di Google Search.
1. Pengamat: Aneh Jika Indonesia Tak Punya Tank Sekelas …Viva.co.id
2. Kehadiran Tank Leopard Membuat Indonesia Sejajar …Metro TV News
3. PKS: Jokowi Dapat Bisikan Keliru Soal Tank Leopard…. JPNN.com
http://www.jpnn.com/read/2014/06/24/242231/PKS:-Jokowi-Dapat-Bisikan-Keliru-Soal-Tank-Leopard-
4. Beli Tank Leopard, BJ Habibie Bilang Pakai Dong Otaknya …www.suarapembaruan.com
http://www.suarapembaruan.com/home/beli-tank-leopard-bj-habibie-bilang-pakai-dong-otaknya/58035
Jika Anda ingin melakukan kajian literasi Wikipedia tentang Drone dan Tank Leopard bisa Anda lihat di:
Tank Leopard: http://id.wikipedia.org/wiki/Leopard_2
Drone: http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
Nah, pembaca, berikut ini adalah posting yang mempati posisi teratas di Google Search tentang Drone dan Tank Leopard.
Menhan Bantah Argumentasi Jokowi soal Tank Leopard
JAKARTA, KOMPAS.com Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah argumentasi yang disampaikan calon presiden Joko Widodo terkait pembelian tank Leopard yang dilakukan TNI Angkatan Darat. Menurut Purnomo, tank Leopard sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia.
“Ini sudah diuji. Orang mengatakan, lho main battle tank (Leopard) bisa datang kemari, dia bisa masuk ke sungai, dia bisa masuk, bisa ke laut karena sudah diuji. Teknis itu telah dilakukan pengujian,” ujar Purnomo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Pengujian tersebut, menurut Purnomo, dilakukan oleh TNI Angkatan Darat dan dua unit tank Leopard sudah tiba di Indonesia. Spesifikasi teknis pun sudah disesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Darat. Kedua tank itu kini ditempatkan di Divisi 2 Kostrad Situbondo, Jawa Timur.
Saat ditanyakan soal apakah jalanan di Indonesia bisa menerima beban berat tank Leopard dengan bobot 62 ton itu, Purnomo memastikan hal tersebut bisa dilakukan. Bahkan, tank Leopard sudah dijalankan dari Surabaya menuju Situbondo.
“Enggak masalah lewat jalan, lewat jembatan juga enggak masalah,” kata Purnomo.
Menhan menambahkan, kebutuhan Indonesia akan main battle tank diperlukan lantaran negara-negara tetangga sudah memilikinya terlebih dulu. Purnomo mengungkapkan, Indonesia sebenarnya sudah punya light battle tank yakni Scorpio, tetapi alat tempur itu ternyata tidak cukup. Alhasil, Indonesia kemudian memutuskan membeli tank Leopard.
Sebelumnya, Jokowi mengangkat isu soal pembelian tank Leopard dalam debat capres pada Minggu (22/6/2014) malam. Jokowi mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank itu karena berat tank bisa merusak jalan dan jembatan.
“Tank Leopard terlalu berat, 62 ton. Lewat jalan rusak semua, apalagi jembatan kita tidak kuat menahan beban 62 ton,” ujar Jokowi.
Pengamat: “Drone” Itu Alat untuk Membunuh, Tidak Tepat Digunakan
JAKARTA, KOMPAS.com Pengamat militer asal Universitas Muhammadiyah Malang, Muhajir Effendi, mengatakan, ide calon presiden Joko Widodo untuk menggunakan pesawat tanpa awak atau drone untuk menjaga perairan Indonesia dinilai kurang tepat. Pasalnya, kata dia, drone adalah pesawat untuk membunuh musuh.
“Drone lebih cocok untuk operasi militer, terutama untuk serangan darat atau ground attack, bukan untuk wilayah perairan,” kata Muhajir saat dihubungi, Rabu (25/6/2014).
Dia pun menambahkan, untuk menjaga perairan, Indonesia sebaiknya menggunakan kapal pengangkut dan pendarat pesawat (aircraft carrier and landing ship). Kapal ini, ujar Muhajir, nantinya dilengkapi pesawat intai dan pesawat tempur yang memiliki kemampuan short take off and vertical landing (STOVL).
Menurut Muhajir, pengamanan perairan tidak terkait dengan perang, tetapi pengamanan jalur. Fungsi drone, ucap dia, bukan untuk menangkap pelanggar hukum.
“Tidak perlu alat pembunuh seperti drone. Tapi yang penting alat untuk mengintai, menyergap, dan mengeksekusi. Lalu ditangkap dan diadili,” imbuhnya.
Sebelumnya, calon presiden Indonesia Joko Widodo ingin mengandalkan pengoperasian pesawat tanpa awak atau drone untuk menjaga perairan Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Indonesia.
Jokowi menyebutkan, drone itu akan ditempatkan untuk memantau wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia. Pusat pengoperasiannya dapat dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.
Penggunaan drone, kata Jokowi, juga dapat difungsikan sebagai alat pertahanan ekonomi maupun keamanan. Ada tiga tujuan dari pengoperasian pesawat nirawak itu, yakni sebagai fungsi pertahanan, untuk mengawasi praktik pencurian ikan, dan mengawasi pencurian kayu. [bbi/age]