Sebuah riset yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat menemukan fakta bahwa perempuan lebih cenderung menunjukkan gejala depresi ketika menempati posisi teratas di kantor. Riset yang diterbitkan di Journal of Health and Social Behaviour tersebut merupakan hasil penelitian terhadap 2.800 pria dan wanita usia paruh baya.
Peneliti menanyakan kepada peserta tentang kekuasaan di tempat kerja dan jumlah hari dalam seminggu terakhir mereka mengalami gejala depresi, termasuk merasa sedih dan berpikir hidup adalah sebuah kegagalan.
Ketika pekerjaan meliputi mempekerjakan, memecat dan menentukan gaji pegawai, depresi perempuan diprediksi meningkat hingga sembilan persen. Sedangkan, tingkat depresi pada lelaki justru berkurang 10 persen.
Seorang ahli mengatakan, studi itu menunjukkan kebutuhan akan lebih banyak wanita di posisi otoritas dalam beragam profesi.
Peneliti Tetyana Pudrovska mengatakan, “Perempuan-perempuan ini memiliki pendidikan, pendapatan tinggi, pekerjaan kelas tinggi, dan kekuasaan di bandingkan wanita lainnya,”. “Tapi, mereka memiliki keadaan mental yang lebih lemah,”.
Bos perempuan harus berurusan dengan ketegangan interpersonal, interaksi sosial yang negatif dan stereotip, prasangka, isolasi sosial, serta perlawanan dari bawahan, rekan kerja dan atasan. Tekanan ini membuat wanita di level atas membutuhkan sosok perempuan panutan. (bbi/age)